POST TEST SUSUNAN STAFF


Tugas tim proyek

- Manajer Proyek (Project Manager)
  PM adalah posisi pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika
proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertama
menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak.

- Pimpinan Proyek (Project Leader)
  Pimpinan Proyek adalah posisi kedua yang harus diisi. Sangatlah baik
jika PM memilih orang ini. Pertama, PM harus bernegosiasi dengan
Manajer Fungsional untuk tugas-tugas PL, kemudian yakinkan PL
untuk bergabung dalam tim. PL terdaftar pada proposal karena
banyak detail proposal dikerjakan oleh PL. Pekerjaan ini sangat
bersifat teknis, karenanya pilihlah ahli yang terbaik.

- Programmer
  PM dan PL akan mulai berpikir tantang siapa yang dapat membentuk
tim pemrograman dan bertanya pada Manajemen Fungsional (jika
diperlukan) tentang kemampuan orang-orang ini (Programmer).
Kemudian, ketika kontrak ditandatangani, mulailah mengumpulkan
tim programmer Anda.
Pertama pilihlah Programmer dengan kemampuan pemrogramannya.
Sebagai tambahan carilah keterangan tentang pengalaman mereka,
tetapi bukan seseorang yang sudah melakukan hal yang sama
selama 5 kali berturut-turut – orang ini akan bosan.

PRETEST SUSUNAN STAF


Secara spesifik, membangun sebuah tim artinya harus mengembangkan semangat, saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan produktivitas.
•Semangat : Muncul karena masing-masing anggota percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Makin tinggi tingkat kepercayaan mereka atas kemampuannya, makin besar pula motivasi mereka untuk menyelesaikan tugas dengan baik
•Saling percaya : Rasa saling percaya antar sesama anggota merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap anggota tim, agar tim mampu bekerja secara efektif.
•Kedekatan : Kedekatan antar anggota merupakan perasaan yang mampu menyatukan anggota secara sukarela. Suatu kelompok yang kohesif adalah kelompok yang dimiliki oleh setiap anggotanya. Mereka mempunyai tingkat loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Umumnya kelompok yang kohesif akan lebih produktif.
•Komunikasi : Agar tim bisa berfungsi dengan baik, semua anggota harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka satu sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama menghadapi masalah.
•Produktivitas : Tim seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang tidak mungkin dilaksanakan perorangan. Melalui saling berbagi sumber daya, ketrampilan, pengetahuan, kepemimpinan, maka tim berpotensi sangat lebih efektif daripada perorangan.

PRETEST RENCANA TEST PENERIMAAN


Tujuan dari penerimaan adalah mendapatkan pernyataan tertulis dari user bahwa produk (dalam hal ini sistem) yang dikirim sesuai dengan yang dijanjikan.

Tahap – tahap yang terdapat dalam Rencana Tes Penerimaan ::

1. PERIODE PERCOBAAN ATAU PARALLEL RUN (THE TRIAL PERIOD OR PARALLEL RUN)
Periode percobaan atau parallel run adalah pendekatan yang paling umum untuk penerimaan. Menggunakan pendekatan “Periode Percobaan‟ tim proyek mudah memasang sistem baru untuk dicoba oleh user. Pendekatan “Parallel Run” menambahkan dimensi untuk peralihan sistem lama yang sudah berjalan dengan baik sebagai perbandingan dan cadangan.
Beberapa kekurangan pada Periode Paralel Run diantaranya :
a. Masalah kecil dapat membuat anda menjalankan kembali selama “x” untuk jangka waktu yag tidak terbatas.
b. Sulit untuk mencari penyebab dari suatu masalah.
c. Tidak ada jaminan bahwa semua kelebihan sistem akan dicoba.
d. biarkan end user masuk ke sistem pada hari pertama yang penerapannya tidak selalu bermanfaat.

2. PENERIMAAN YANG LENGKAP SEDIKIT DEMI SEDIKIT (A THOROUGH BUT PIECEMEAL ACCEPTANCE)
Manfaat dari pendekatan ini adalah :
Dapat mendemonstrasikan semua fungsi yang dijanjikan.
Semua tindakan yang menyebabkan masalah selalu diketahui dengan tepat siapa yang mengetik ketika masalah terjadi.
User tidak merasa takut tentang semuanya.
3. MEMASTIKAN BAHWA SEMUA YANG DIJANJIKAN AKAN DIUJI (ENSURING THAT ALL THE PROMISES ARE TESTED)
Untuk memastikan semua yang dijanjikan akan di tes langsung melalui spesifikasi fungsi halaman demi halaman, paragraf demi paragraf dan buat daftar semua fungsi yang dapat di tes.

4. MENGGUNAKAN DESIGN (USING THE DESIGN)
Design membantu untuk mengelompokkan tes ke dalam serangkaian tes yang mendemonstrasikan fungsi utama.

5. MENULIS PERCOBAAN (WRITING TEST)
Hal ini dilakukan pada saat anda sudah siap menetukan bagaimana anda akan menguji item ketika pengisian pada metode percobaan.

6. DAFTAR RENCANA TES PENERIMAAN (THE ACCEPTANCE TEST PLAN CHECKLIST)
Definisikan percobaan dan kumpulkan percobaan.
Tetapkan tanggung jawab untuk menulis percobaan.
Klien dan tim proyek mengetahui bahwa ATP akan ditinjau kembali, direvisi jika perludan ditandatangani user.
Hasilkan fungsi vs rabel percobaan.
Tanggung jawab untuk percobaan data telah dtetapkan.

7. KESIMPULAN UNTUK RENCANA TES PENERIMAAN (CONCLUSION TO THE ACCEPTANCE TEST PLAN)
Anda dapat melakukan tes penerimaan secara berlebihan. Anjurkan user untuk menulis ATP jika dia mampu. Hal ini akan memberikan dia perasaan mengawasi tim proyek harus membangun sistem melalui percobaan.

8. KESIMPULAN UNTUK TAHAP DESIGN (CONCLUSION TO THE DESIGN PHASE)
Dokumen spesifikasi design memuat design akhir tingkat atas melalui design tingkat menengah.
Tanggung jawab ATP disahkan dan dimulai.
Rencana proyek.

POST TEST RENCANA TEST PENERIMAAN


Tahap-tahap yang harus dicek pada kegiatan rencana penerimaan diantaranya adalah :

1. PERIODE PERCOBAAN ATAU PARALLEL RUN

Periode percobaan atau parallel run adalah pendekatan yang paling umum untuk penerimaan. Pada periode percobaan ini tim proyek atau pengembang membuat system baru yang diinginkan oleh user. Sedangkan pada parallel run tim proyek atau pengembang  untuk peralihan sistem lama yang sudah berjalan dengan baik sebagai perbandingan dan cadangan.

2. SOLUSI : PENERIMAAN YANG LENGKAP SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Pendekatan adalah menemukan serangkaian tes yang mendemonstrasikan semua fungsi yang telah dijanjikan. Tes akan di lakukan kepada pelanggan secara resmi dan keberhasilan tes diakhiri satu per satu.

Pendekatan ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Anda dapat mendemonstrasikan semua fungsi yang dijanjikan.

b. Sebuah tindakan yang menyebabkan masalah selalu diketahui – anda mengetahui dengan tepat siapa yang mengetik ketika masalah terjadi.

c. User tidak merasa takut tentang semuanya.

Memerlukan banyak pekerjaan untuk menulis ATP merupakan kerugian dari pendekatan ini .

3. MEMASTIKAN BAHWA SEMUA YANG DIJANJIKAN AKAN DIUJI

Akan memastikan semua akan di uji langsung satu demi satu, dan akan dibuat daftar menu tes yang dapat dites

4. MENGGUNAKAN DISAIN

Disain ini dapat membantu mengelompokan tes ke dalam serangkain tes yang akan di uji pada fungsi utama

5. MENULIS PERCOBAAN

Pada tahap ini bagaimana anda sudah siap untuk menentukan menguji item ketika pengisian pada metoda percobaan.

6. DAFTAR RENCANA TES PENERIMAAN

Daftar pengecekan yang dilakukan pada rencana penerimaan:

    Hasilkan Fungsi vs. Tabel Percobaan dan semua FS yang dijanjikan telah dialamatkan
    Definiskan percobaan dan kumpulan percobaan
    Tetapkan tanggung jawab untuk menulis percobaan
    Klien dan Tim proyek mengetahui bahwa ATP akan ditinjau kembali, direvisi jika perlu, dan ditandatangani oleh user
    Tanggung jawab untuk percobaan data telah ditetapkan.

7. KESIMPULAN UNTUK RENCANA TES PENERIMAAN

User di anjurkan untuk menulis ATP dan tim proyek harus membangun proyek dengan melalui percobaan.

8. KESIMPULAN UNTUK TAHAP DISAIN

    Dokumen Spesifikasi Disain memuat disain akhir tingkat atas melalui disain tingkat menengah
    Tanggung jawab ATP disahkan dan dimulai
    Perlu peninjauan kembali untuk rencana proyek.